Porostimur.com, Ambon – Infrastruktur pendidikan yang kurang memadai seperti ruang kelas, sarana belajar, hingga akses internet untuk mendukung pembelajaran digital menjadi tantangan pendidikan di Indonesia Timur seperti Maluku. Terutama anak-anak pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD), masalah distribusi tenaga pendidik yang berkualitas dan tidak merata menyebabkan angka putus sekolah yang tinggi.
Berdasarkan Data Verifikasi Pusdatin, November 2023, data rasio pendidik dan peserta didik di Provinsi Maluku memiliki perbandingan 1:12 untuk sekolah dasar, sementara itu juga terdapat 1.076 anak putus sekolah pada tingkatan yang sama.
“Kondisi pendidikan di sana telah menggerakkan kami untuk berusaha mencari solusi meningkatkan kualitas pendidikan,” kata Pendiri dan Direktur Yayasan Heka Leka, Stanley Ferdinandus dalam keterangan, Kamis (21/11/2024).
Ia mengatakan, melalui program pengembangan lanjut literasi mampu meningkatkan hasil pendidikan, melalui pendekatan terstruktur untuk pelatihan guru, pengembangan kurikulum, dan pelibatan masyarakat dalam peningkatan kualitas pendidikan secara swadaya.
“Melalui strategi ini kami juga rancang program untuk mengatasi tantangan kritis pada tingkatan PAUD dan pengembangan literasi dasar,” terangnya.