Porostimur.com, Jakarta – Harga kobalt naik 50% dalam dua pekan terakhir, menyusul manuver Republik Kongo menghentikan ekspor komoditas ini selama empat bulan. Seiring dengan itu, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) diprediksi lari kencang.
Berdasarkan riset Macquarie, Republik Kongo saat ini memasok hingga seperempat pasokan kobalt dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, harga kobalt lesu, dihajar kelebihan pasokan sebagai imbas dari lonjakan produksi dari Kongo dan Indonesia.
“Pasokan kobalt dari dua negara itu bertambah hingga 70 ribu ton, sedangkan permintaan hanya naik 20 ribu ton,” tulis Macquarie dalam catatan, dikutip Selasa (18/3/2025).
Lonjakan harga kobalt, demikian Macquarie, akan menguntungkan para pemain high pressure acid leach (HPAL) yang menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP), yakni NCKL alias Harita Nickel dan MBMA.
Dalam pohon industri nikel, catatan Investor Daily, MHP adalah produk antara nikel yang diolah menjadi nikel sulfat dan dan kobalt sulfat, bahan baku katoda baterai mobil listrik (EV). Harita Nickel adalah pionir di industri MHP nasional, sedangkan MBMA mulai memasok produk ini pada 2025.
Macquarie mencatat, Harita Nickel mengoperasikan dua HPAL dengan total produksi kobalt 14,25 ribu tondalam bentuk MHP, kobalt sulfat, dan electrolytic cobalt. Sementara itu, MBMA memulai produksi perdana MHP pada Maret lalu dan memiliki kapasitas 30 ribu ton MHP, dengan kandungan kobalt 30 ribu ton.