Porostimur.com, Ambon – Politeknik Negeri Ambon (Polnam) dan Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) menggelar Kick Off dan Diskusi Publik terkait Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Provinsi Maluku, di Hotel Santika Premiere, Ambon Selasa (12/12/2023).
Kepala BAPPEDA Provinsi Maluku Dr. Anton A. Lailossa, S.T, M.Si, dalam sambutannya, menekankan pentingnya kerjasama antara Politeknik Negeri Ambon, Politeknik Perikanan Negeri Tual, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat dalam mengembangkan potensi daerah untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Lailossa menyoroti, pentingnya penguasaan keterampilan dan kemampuan riset serta ilmu pengetahuan dalam memajukan daerah.
Dia mengapresiasi upaya Politeknik Negeri Ambon dan Politeknik Perikanan Negeri Tual, dalam mendorong program-program pendidikan vokasi yang diharapkan dapat melahirkan lulusan yang kompeten guna berkontribusi dalam membangun dan mengembangkan daerah.
”Dalam sistem Pemerintahan Indonesia, kewenangan pembangunan terbagi dengan jelas: tingkat SD dan SMP di bawah tanggung jawab kabupaten/kota, sementara SMA, kejuruan, dan lainnya menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Meskipun pendidikan tinggi menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah tetap terlibat aktif dengan kemitraan baik fisik maupun non-fisik, serta memiliki peran penting dalam pendidikan menengah, terbukti dari alokasi sekitar 44% APBD Provinsi yang didedikasikan untuk pendidikan sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah,” ungkapnya.
Menurut Lailossa, Pemerintah Provinsi Maluku telah meneguhkan komitmen dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan seperti, perkebunan, perikanan, pariwisata, dan rencana pengembangan Blok Masela di masa depan, dalam rencana pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang.
”Dalam pembiayaan tahunan, provinsi memberikan contoh nyata dengan mengupayakan perkembangan industri rumput laut di Maluku Tenggara, peningkatan potensi kelapa di Maluku Tengah, serta penggarapan sektor pala, kelapa, cengkeh, dan pertanian lainnya. Fokus yang diberikan pada pengembangan sektor pariwisata juga menjadi prioritas, khususnya untuk Maluku Tenggara dan seluruh wilayah Maluku. Langkah-langkah konsisten ini didorong melalui kerjasama kolaboratif lintas sektor guna mewujudkan perkembangan sektor-sektor tersebut,” pungkasnya.
Direktur Politeknik Perikanan Negeri Tual Jusron Ali Rahajaan, S.Pi, M.Si, mengungkapkan, fokus utama pengembangan pendidikan di Politeknik Perikanan Negeri Tual adalah bidang kelautan dan kemaritiman yang menjadi landasan dalam pembelajaran, penelitian, dan pengabdian.
Program ini menurut dia, dirancang dengan harapan dapat menjadi hubungan antara konsep yang dibangun dan kolaborasi dengan industri serta pemerintah daerah, guna memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat di sektor kelautan.
Rahajaan bilang, upaya dalam peningkatan kualitas tenaga pendidik dengan memastikan mereka memiliki kualifikasi bersertifikat sesuai standar yang ditetapkan.
“Upaya pengembangan SDM juga dilakukan melalui pelatihan kompetensi di bidang vokasi dan pengiriman dosen muda untuk studi di luar negeri. Hal ini diharapkan, dapat menciptakan transformasi dalam teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan secara lokal, nasional, maupun internasional,” tukasnya.
Dia juga mengakui perbedaan proporsi lulusan SMA dan SMK di Maluku Tenggara dan Tual lebih dari 70 persen.
“Dalam upaya menyesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja, Politeknik telah mengajukan pengembangan program studi yang lebih relevan dan mengakomodasi siswa, membuka program studi yang lebih sesuai dengan kebutuhan serta minat masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Konsorsium Lenny Leuhery, ST, M.T, menekankan tanggung jawab perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan yang bisa langsung berperan di industri dan dunia kerja serta memanfaatkan sumber daya alam Maluku.
“Dosen dan mahasiswa terlibat dalam riset yang bertujuan untuk mengembangkan potensi lokal dan keunggulan yang ada,” katanya.
Leuhery juga mengungkapkan alokasi anggaran sebesar Rp700 juta untuk mengidentifikasi potensi wilayah pada tahun pertama, dengan rencana riset pengembangan potensi tersebut di tahun-tahun berikutnya.
”Harapannya adalah kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan industri dapat menciptakan ekosistem kemitraan yang memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia serta alam di Maluku,” jelasnya.
Sementara itu, Bambang Warsuta, S.Kom, M.T.I, sebagai anggota tim pakar, menyampaikan harapannya terhadap program ini, dengan fokus pada perencanaan jangka panjang yang mendukung potensi unggulan dan inovasi di Provinsi Maluku.
Warsuta menegaskan, pentingnya program ini dalam mendukung sumber daya manusia serta berbagai potensi daerah, terutama dalam sektor perikanan dan pariwisata. Dia juga menyoroti tujuan jangka panjang untuk menghasilkan bayangan masa depan Provinsi Maluku, di mana program ini menjadi landasan bagi pendidikan vokasi, baik dari perguruan tinggi, SMK, maupun lembaga pelatihan, yang semuanya mengarah pada tujuan tersebut.
Warsuta berharap bahwa, program yang dimulai pada tahun pertama dapat merumuskan rencana jangka panjang yang fokus pada perencanaan dan inovasi, yang pada tahun kedua dan ketiga akan mengimplementasikan inovasi tersebut.
”Harapannya bukan hanya terbatas pada dokumen perencanaan, tetapi pada terwujudnya inovasi yang bisa diaktualisasikan dan diimplementasikan secara langsung di wilayah Provinsi Maluku,” pungkasnya. (Keket)
Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News