Apalagi bangsa Eropa, kata Jainul, terutama Belanda lama berkuasa, mereka turut serta mengatur dinamika kehidupan, yang mana mengintervensi dan mengatur atas perkampungan di Kota Ternate, yang di belah dua, antaranya pihak Kesultanan dengan wilayahnya di Ternate Utara, Ternate pulau dan Hiri. Sementara Belanda sendiri di benteng Orange, dan Selatan Kota, Utara benteng Orange kampung Makassar, sebelah selatan Benteng, ada kampung China, Jawa, Palembang, Kristen, dan Arab di Falajawa.
Jainul dan juga Wakil Sekretaris MSI Malut ini, menjelaskan bahwa maksud dari orang Belanda melakukan ini, dalam rangka untuk mempemudah dan mengontrol gerak gerik dari mereka, “iya”.
“Sebenarnya Belanda ingin lakukan semua itu, dengan mudah Belanda mengontrol gerakan mereka, bila mencurigakan, dan Belanda secepatnya bisa atasi,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam rapat kerja nasional MSI, kami dari MSI Maluku Utara mengusulkan, beberapa hal untuk pengembangan MSI ke depan, misalnya, pembuatan kartu anggota MSI yang multifungsi, bisa di pakai untuk transaksi lainnya, pengembangan jurnal MSI yang berskala nasional, dengan melibatkan para dosen yang menulis untuk membantu percepatan guru besar, serta memfasilitasi percetakan buku, dan website MSI.