2. Seorang guru itu mencontohkan tentang film His Only Son yang dalam film tersebut secara ajaran yang berbeda ajaran agama Islam. Dia minta penjelasan kepada saya soal sikap saya terhadap peredaran film itu.
3. Karena saya ditanya soal sikap saya, di depan guru yang mengajarkan Pendidikan Islam, maka saya menjawab: “Beredarnya film His Only Son di Indonesia sebaiknya dihentikan atau banned. Narasi film ini penuh dengan kontroversi. Muatan film ini tidak seperti pemahaman selama ini tentang sejarah Nabi Ibrahim As yang diyakini umat Islam di Indonesia pada umumnya.” Maksud saya melarang itu (banned) untuk peserta didik yang beragama Islam.
4. Saya melanjutkan penjelasan saya: “Jika peredaran film ini hanya ditujukan pada kalangan terbatas seperti keyakinan agama tertentu, masih kami pahami.” Saya menegaskan hal tersebut dalam penjelasan saya.
5. “Tapi jika film ini beredar luas, maka akan menimbulkan pemahaman sejarah yang menyesatkan menurut keyakinan agama Islam di Indonesia.” Kemudian saya melanjutkan: “Kita tahu, dalam ajaran Islam, bahwa Nabi Ibrahim itu memiliki dua anak, yaitu Nabi Ismail & Nabi Ishak. Soal Nabi Ismail ini yang tidak diakui dalam film ini. Padahal Nabi Ismail yang merupakan putera Nabi Ibrahim AS dari istri Siti Hajar yang diyakini memiliki keterkaitan baik dari segi geneologi maupun ajaran hingga Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam. Jika pemahaman seperti yang tergambar dalam film ini beredar luas, maka sesungguhnya sama saja dengan meniadakan keterkaitan ajaran Islam dengan sejarah Nabi Ibrahim.”