Puisi-Puisi Muakrim M. Noer Soulisa

oleh -221 views

CERICIT DARI DEK 4

Lemahnya masih terasa,

ketika kugulung sisa sinar emas hamparan padang ilalang

Dari lembar hijau cemara.

Atau dari tangkai-tangkai edellweis yang bercampur wangi tanah

Dinginnya tersimpan di hati,

ketika kulebur jiwa dalam dingin danaunya

Bekunya kini membekukan hingga belulang seperti remuk redam

Namun aku rindu lemah

Tapi aku ingin dingin, lalu aku ingin beku

Atau pun bunyi gemeretak belulang menahan beban

Yah…Aku rindukan angkuhnya badai pasirmu

Benar, aku rindu debu lintasanmu

Atau pun elus genit edellweis bertabur embun,

Juga harum dingin danau serta sketsa bukitbukit kecil

Aku menengadah pada langit

Namun bukan untuk Tuhan

Aku bersua untuk jiwa

Namun yang ada hampa

Baca Juga  Bahas Pesparawi Tingkat Maluku XI Tahun 2025, Sekda Alfin Tuaasun Temui Kakan Kemenag SBB

Haruskah aku merayu?

Bermanja pada sesendok tanah pasir yang kucuri di puncakmu?

Mestikah kucumbu sisa wangi embun edellsweis yang tak lagi

wangi?

Ah…Aku mengigau lagi

Antara kenteng songo dan kawah Meru

kusimpan secuil cerita.

Untuk sebuah nama

Dan sebuah tanya

Tanjung Perak, September 2009

=====

LIHAT DALAM ALAM

butiran pasir timur telah kerontang

tertiup angin pancaroba, terdampar di laut kaspia

menyelam susuri balkan lalu timbul di tanjung pengharapan

dan matibagai bangkai dikerubungi burung nazar

eoforia aurora australia di selatan kutub malu mematung

berlari di ketiak dewi aborigin