CERICIT DARI DEK 4
Lemahnya masih terasa,
ketika kugulung sisa sinar emas hamparan padang ilalang
Dari lembar hijau cemara.
Atau dari tangkai-tangkai edellweis yang bercampur wangi tanah
Dinginnya tersimpan di hati,
ketika kulebur jiwa dalam dingin danaunya
Bekunya kini membekukan hingga belulang seperti remuk redam
Namun aku rindu lemah
Tapi aku ingin dingin, lalu aku ingin beku
Atau pun bunyi gemeretak belulang menahan beban
Yah…Aku rindukan angkuhnya badai pasirmu
Benar, aku rindu debu lintasanmu
Atau pun elus genit edellweis bertabur embun,
Juga harum dingin danau serta sketsa bukitbukit kecil
Aku menengadah pada langit
Namun bukan untuk Tuhan
Aku bersua untuk jiwa
Namun yang ada hampa
Haruskah aku merayu?
Bermanja pada sesendok tanah pasir yang kucuri di puncakmu?
Mestikah kucumbu sisa wangi embun edellsweis yang tak lagi
wangi?
Ah…Aku mengigau lagi
Antara kenteng songo dan kawah Meru
kusimpan secuil cerita.
Untuk sebuah nama
Dan sebuah tanya
Tanjung Perak, September 2009
=====
LIHAT DALAM ALAM
butiran pasir timur telah kerontang
tertiup angin pancaroba, terdampar di laut kaspia
menyelam susuri balkan lalu timbul di tanjung pengharapan
dan matibagai bangkai dikerubungi burung nazar
eoforia aurora australia di selatan kutub malu mematung
berlari di ketiak dewi aborigin