“Beberapa waktu yang lalu saya ditegur eh.. disindir oleh sahabat saya yang cukup deket (Puteri) bahwa saya kurang ‘peka’ dan nggak mau tau bahwa ada persoalan yang mengait dengan citra organisasi dengan salah seorang bahkan beberapa warga, saya cukup terperanjar ketika aku dibilang/ dituduh (kayak pengadilan aja) bahwa aku termasuk (justru) ‘terlibat’ di dalamnya?” tuturnya.
Gombalan maut pun Cak Imin ungkapkan untuk Rustini, wanita yang dicintainya.
“Sahabat Rustini… Kalau saya boleh bilang sebenarnya respons sahabat terhadap beberapa persoalan sahabat yang terakhir, dapat nilai ‘A’, artinya saya salut dan mendukung, akan tetapi seharusnya itu semua harus dijiwai oleh rasa syukur dengan penuh kedewasaan dan kearifan,” kata Cak Imin.
“Bahwa sahabat begitu datang di pergerakan, sahabat telah diketahui banyak punya kelebihan dan segudang potensi yang menuntut pengembangan lebih jauh. Adalah wajar dalam satu komunitas kelompok, apabila ada orang yang punya kelebihan langsung menjadi pusat perhatian. Apalagi di kultur IAIN yang agak agraris dan tradisional (kecuali yang tidak..lho..hehe. Gak ngenyek kok…hehe.” pungkasnya.
sumber: yoursay