Pimpinan Teroris Poso Ali Kalora Tewas dalam Kontak Tembak

oleh -32 views

Porostimur.com – Poso: Satgas Madago Raya menyita sejumlah barang bukti milik pimpinan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso Ali Kalora dan anggotanya Jaka Ramadhan yang tewas ditembak mati dalam kontak tembak di daerah Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/9/2021).

Adapun barang bukti yang disita yakni, 1 Pucuk Senjata M16; 2 Hammelok; 2 Ransel; 2 Jaket; 3 Chestrig; 2 Selimut; 1 Sarung; 3 Celana; 1 Senter Kepala; 1 Benang Lilit; 1 Belanga Plus Daging; 2 Kaos Kaki; 1 Headset; 1 Kepala Charger; 1 Gunting; Garam; 2 Baju Kaos; 1 Kantong tepung kecil isi Beras; 1 Kantong tepung kecil isi obat-obatan.

Termasuk 1 Gergaji; 2 Parang; 2 Autan; 1 Muk Air; 1 Toples Kecil; Botol Minyak; Sorban Sarung; 2 Korek Api Dalam Botol Kuning; 1 Ponds; 1 Sikat Gigi untuk Senpi; 1 Tali Pancing; 1 Slink; 1 Lilit Tali Jemuran Kecil Warna Biru; Karet Ban; Minyak Tanah Bitol Putih Kecil; 2 Terpal Cokelat; 1 Handphone Andorid;1 Jam Tangan Ali Kalora; 1 Bom Tarik; 1 Bom Bakar. 

Saat ini, jasad kedua teroris tersebut masih di lokasi kontak tembak dan rencananya akan dievakuasi untuk selanjutnya dilakukan identifikasi.

Link Banner

Ali Kalora dikenal sebagai panglima teroris Poso di Pegunungan Poso, Sulawesi Tengah.

Dari foto yang diperoleh, terdapat sepucuk senjata laras panjang di samping mayat Ali Kalora.

Ali Kalora disebut tertembak bersama seorang teroris lainnya oleh Densus 88 di wilayah Kabupaten Parigi Motong, Sabtu siang.

Ali Kalora adalah Teroris Poso yang memimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sepeninggal Santoso.

Baca Juga  11 Daerah di Maluku Utara Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan

MIT sering beraksi di daerah Poso, Sulawesi Tengah. 

Bertahun-tahun lamanya Ali Kalora diburu aparat karena kerap menyerang aparat di Poso.

Aparat TNI-Polri tergabung dalam Satgas Madago Raya masih terus mengejar kelompok teroris tersebut.

Sepak Terjang Ali Kalora

Pimpinan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso Ali Kalora tewas ditembak Satgas Madago Raya, dalam kontak tembak di daerah Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/9/2021). Foto/Ist

Alikalora disebut-sebut pimpinan MIT menggantikan Santoso.

Ali Kalora dan kelompoknya diduga bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Setelah Santoso tewas pada tanggal 18 Juli 2016, dirinya diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan Basri.

Setelah Basri ditangkap oleh Satgas Tinombala, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian pada 2016 menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala.

Ali Kalora lahir di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso.

Ia memiliki seorang istri yang bernama Tini Susanti Kaduka, alias Umi Farel.

Nama “Kalora” pada namanya, diambil dari desa tempatnya dilahirkan, sehingga nama Ali Kalora seringkali digunakan di media massa.

Ali Kalora merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok Mujahidin Indonesia Timur.

Setelah kematian Daeng Koro—salah satu figur utama dalam kelompok MIT, Ali dipercayakan untuk memimpin sebagian kelompok teroris yang sebelumnya dipimpin oleh Daeng Koro.

Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin.

Baca Juga  Masuk 5 Caleg Suara Terbanyak RI, Hillary Lasut Amankan 1 Kursi DPR dari Dapil Sulut

Peneliti di bidang terorisme intelijen dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, berpendapat bahwa Ali Kalora adalah sosok penunjuk arah dan jalan di pegunungan dan hutan Poso.

Ini karena Ali merupakan warga asli dari Desa Kalora, Poso, sehingga dirinya diyakini telah menguasai wilayah tempat tinggalnya.

Menurut Kapolda Sulawesi Tengah saat itu, Brigjen. Pol. Rudy Sufahriadi, Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso.

Ia menyebut bahwa Ali Kalora berpotensi menjadi “Santoso baru” karena latar belakang pengalamannya yang cukup senior.

Meski demikian, ia yakin kekuatan gerilya di bawah kepemimpinannya tidak akan sebegitu merepotkan dibandingkan Santoso.

Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menilai bahwa Ali tidak memiliki kemampuan kepemimpinan yang sama dengan Santoso dan Basri, begitu pula dengan spesialisasi dan militansi.

Di sisi lain, Peneliti The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, sempat membeberkan beberapa informasi tentang kelompok Ali Kalora

Menurut informasi, kelompok Ali Kalora hanya terdiri dari 10 orang, namun mereka memiliki militansi dan daya survival tinggi.

Mereka mampu bertahan hidup di hutan dengan berburu ditambah sokongan logistik dari para simpatisan yang bermukim di bawah pegunungan Poso.

Satgas Tinombala memburu anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali kalora di Poso, Sulawesi Tengah.(Eddy Djunaedi)
Satgas Tinombala memburu anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali kalora di Poso, Sulawesi Tengah.(Eddy Djunaedi) (Kompas.com)

Ali Kalora dikenal sadis.

Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat masih menjabat Komandan Jenderal Kopassus  mengungkap sadisnya perbuatan yang dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Pimpinan Ali Kalora kepada masyarakat di Poso.

Baca Juga  Ribuan Rakyat Israel Kembali Tuntut Netanyahu Mundur

Ia mengungkap, kelompok Ali Kalora tak segan mengancam, menyandera, bahkan membunuh masyarakat di Poso.

Menurut Cantiasa mereka akan melakukan hal tersebut kepada masyarakat biasanya untuk mendapatkan logistik dan makanan.

“Masyarakat ini diancam dan sebagainya kalau tidak menyerahkan makanan atau logistik itu ya dibunuh di sana. Dan tidak main-main, mereka membunuh itu dengan sadis. Semua modusnya itu dengan potong leher,” kata Cantiasa dalam tayangan Podcast Puspen TNI di kanal Youtube resmi Puspen TNI yang diunggah pada Senin (17/8/2020) lalu.

Cantiasa pun mengungkapkan pembunuhan Agus Balumba, seorang petani di Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora pada Agustus 2020 lalu.

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Syafril Nursal memastikan pelaku  pembunuhan terhadap Agus Balumba adalah kelompok bersenjata itu juga merampas sejumlah barang milik korban seperti jam tangan dan ponsel.

“Dari hasil kajian kita, dan barang bukti yang kita temukan, kejadian itu dilakukan oleh kelompok MIT. Dan perbuatan itu sangat keji, sadis dan kejam,” kata Syafril di Mapolda Sulteng, Selasa (11/8/2020).

Syafril mengatakan, ada tujuh sampai 10 orang yang terlibat dalam pembunuhan petani tersebut.

Mereka adalah orang yang masuk dalam daftar pencarian orang oleh Satgas Operasi Tinombala.

(red/sindo/tt/bs)

No More Posts Available.

No more pages to load.