Saat Putin Geram Soal Publikasi Kartun Nabi Muhammad di Prancis

oleh -16 views

Porostimur.com | Moscow: Vladimir Putin geram dengan publikasi kartun Nabi Muhammad dan pemenggalan di Prancis. Presiden Rusia itu menyebut kebebasan dalam berekspresi ada batasnya.

Pernyataan Putin itu merespons pertanyaan wartawan dalam jumpa pers, Kamis (17/12) waktu setempat. Putin kemudian berbicara batas dalam kebebasan berpendapat.

“Di mana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain?” tanya Putin seperti dilansir media Russia Today (RT), Jumat (18/12/2020).

“Diketahui bahwa di mana kebebasan seseorang dimulai, kebebasan orang lain harus diakhiri,” imbuhnya.

Saat satu kelompok menghina kelompok lainnya, Putin beranggapan bahwa reaksi balik adalah sebuah keniscayaan. Namun di lain sisi, tak perlu ada tindakan yang agresif.

“Bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif.”

Baca Juga  Pria Asal Sulut Ditemukan Tak Bernyawa di Ternate

Komentar Putin ini merujuk pada penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah satire Prancis, Charlie Hebdo. Selain itu, pernyataan juga merujuk pada peristiwa pemenggalan seorang guru Prancis usai menunjukkan kartun tersebut kepada murid-muridnya.

Pimpinan Rusia itu menyebut dua kejadian itu sebagai bukti bahwa “multikulturalisme telah gagal” di negara Barat.

Sebelumnya, Putin menginstruksikan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia untuk “memulai diskusi melalui organisasi internasional tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan mereka yang menghina kepercayaan orang-orang beragama, dan memicu kebencian dan konflik antaragama.”

Hal itu diungkapkan pada pekan lalu. Para pejabat, saat ini akan menyusun laporan tentang rencana mereka pada awal Maret tahun depan.

Baca Juga  Dipicu Perebutan Lahan, 2 Emak-Emak di Obi Jadi Korban Penganiayaan

Pernyataan Putin diungkapkan usai tujuh pria asal Chechnya, Rusia didakwa di Prancis atas dugaan keterlibatan mereka pemenggalan guru Prancis, Samuel Paty di Paris pada bulan Oktober lalu.

Jaksa penuntut mengatakan Paty menjadi sasaran Abdullakh Anzorov yang berusia 18 tahun karena mempertunjukkan serangkaian kartun Nabi Muhammad di kelasnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron memicu kontroversi di seluruh dunia Islam setelah kejadian pemenggalan itu lantaran membela publikasi kartun Nabi. Sejumlah negara Muslim mengumumkan boikot produk Prancis, dengan beberapa demonstran turun ke jalan untuk membakar patung Macron. (red/dtc)