Surat kabar tersebut mencatat jumlah pasti warga Israel yang tewas akibat tembakan IDF tidak diketahui. Laporan tersebut mengutip kesaksian dari anggota militer di seluruh rantai komando IDF, termasuk tentara dan perwira tingkat menengah dan senior.
Juru bicara IDF mengatakan penyelidikan internal atas insiden tersebut sedang berlangsung.
Sangat kontroversial di dalam dan di luar Israel, arahan Protokol Hannibal ni dirancang sebagai respons terhadap ancaman kelompok bersenjata yang mendapatkan pengaruh atas negara Israel melalui penyanderaan.
Pejuang Palestina menawan beberapa warga Israel pada tahun 1970an dan 80an, dan berhasil merundingkan pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalannya. Gagasan bahwa warga Israel “lebih baik mati daripada diculik” mendorong terciptanya protokol yang mengizinkan penggunaan kekuatan mematikan.
Klaim penerapan arahan pemimpin militer Israel yang dikenal dengan Protokol Hannibal pada tanggal 7 Oktober dibuat beberapa bulan yang lalu ketika terungkap bahwa brigadir jenderal IDF menginstruksikan sebuah tank untuk menembaki sebuah rumah di Kibbutz Be’eri yang berisi sejumlah pejuang Israel dan Hamas di dalamnya, menewaskan 13 tawanan Israel. Namun laporan hari Minggu adalah laporan terlengkap hingga saat ini mengenai tuduhan serangan persahabatan.