Porostimur.com, New York – Selama berminggu-minggu, kesabaran Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan pejabat-pejabat senior bawahannya menipis ketika dihadapkan dengan cara Israel melakoni serangan di Gaza.
Bahasa yang digunakan Biden dan bawahannya kian keras saat menyampaikan ketidaksenangan atas tindakan Israel.
Keputusan AS untuk abstain dan tidak menggunakan veto dalam resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata di Gaza, menunjukkan bahwa Presiden Biden telah memutuskan kata-kata keras saja tidak cukup.
Itu adalah kali pertama DK PBB berhasil menyerukan gencatan senjata sejak peperangan dimulai pada Oktober 2023 lalu. Upaya-upaya DK PBB sebelumnya selalu menemui jalan buntu karena diveto AS.
Mencabut perlindungan diplomatik dari aksi Israel di Gaza adalah langkah signifikan.
Hal ini menunjukkan keretakan telah muncul antara Gedung Putih dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Netanyahu mengecam keputusan AS tidak menggunakan veto. Menurutnya, AS telah mencederai upaya perang dan upaya membebaskan para tawanan yang disandera Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Joe Biden dan para pejabat tinggi AS mungkin akan menggolongkan pernyataan tersebut di dalam kategori perkataan yang tidak tahu berterima kasih.