Porostimur.com, Ternate – Hasil survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia mengenai elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara telah menimbulkan kontroversi. Lembaga tersebut mengklaim bahwa pasangan Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe meraih 40,7% suara, Sultan-Asrul 20,7%, MK-Bisa 15,5%, AM-SAH 10,4% dan Undecided Voters 12,8%, sehingga total persentase yang dirilis melebihi 100% yaitu 100,1%. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap keakuratan data yang disajikan.
Menyikapi dugaan pembohongan publik tersebut, Sekretaris Pemuda ICMI Maluku Utara Ilham Djufri, ST.,M.Kom, mengatakan penyajian data Indokator Indonesia memiliki kesalahan signifikan dalam hasil survei, di mana total persentase suara melebihi 100%. Dalam konteks survei, menurut Ilham, hal ini mencerminkan ketidakakuratan dalam penghitungan, penyajian data atau dapat diduga melakukan manipulasi data.
“Burhanuddin Muhtadi, kepala lembaga survei, menyebut bahwa hal ini disebabkan oleh “efek pembulatan” dan “keterbatasan komputer dalam menampilkan bilangan riil”. Namun, alasan ini tampaknya tidak memadai untuk menjelaskan kesalahan yang begitu mencolok,” ujarnya, dikutip Selasa (12/11/2024).
Ilham menjelaskan, jika alasannya adalah “efek pembulatan”. “Efek pembulatan” merujuk pada proses di mana angka-angka yang dihasilkan dari survei dibulatkan ke nilai yang lebih sederhana, sehingga dapat menyajikan data dengan cara yang lebih mudah dipahami.