Kepulauan Maluku, Negeri Tanah Goyang dan Air Turun Naik

oleh -47 views

Catatan Rumphius, Catatan Tsunami Pertama

Sejarah Nusantara Pramodern mencatat kejadian tsunami di Ambon pada 1674 sebagai catatan tentang tsunami yang pertama. Adalah Georg Eberhard Rumphius (1627-1702), peneliti botani Belanda, yang mencatat peristiwa itu. Kejadian itu tercatat terjadi pada 17 Februari 1674. Gempa bumi dan tsunami pada waktu itu diperkirakan menelan korban hingga 2.500 jiwa termasuk di dalamnya keluarga Rumphius. Istri dan salah seorang anak perempuan Rumphius menjadi korban. 

Rumphius menulis,”Lonceng-lonceng di Kastel Victoria di Leitimor, Ambon, berdentang sendiri. Orang berjatuhan ketika tanah bergerak naik turun seperti lautan. Begitu gempa mulai menggoyang, seluruh garnisun, kecuali beberapa orang yang terperangkap di atas benteng mundur ke lapangan di bawah benteng, menyangka mereka akan lebih aman. Tetapi sayang sekali, tidak seorangpun menduga air akan naik tiba-tiba ke beranda benteng. Air sedemikian tinggi hingga melampau atap rumah dan menyapu bersih desa. Batuan koral terdampar jauh dari pantai.”

Baca Juga  Kunjungi Warga Terdampak Banjir, Wabup Halsel Minta Semua OPD Kerja Ekstra

Rumphius mengisahkan kondisi desa-desa di Ambon dan Seram yang hancur karena peristiwa itu. Desa Hila dekat Hitu disebut Rumphius sebagai daerah yang paling menderita. Sedikitnya ada 13 desa yang terkena. Desa-desa itu terbentang di pesisir utara Leihitu, mulai dari Larike di ujung barat hingga Tial di ujung Timur. Di Pulau Seram yang terkena adalah daerah Huamual, Tanjung Sial, dan Luhu. Tempat lain yang terkena adalah Oma di selatan Pulau Haruku dan Pulau Nusa Laut.  (rtl/red/igi)