Alumni Magister Manajemen Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon ini bilang, tahun ini program Tekad difokuskan pada 20 desa inti di kabupaten penghasil minyak bumi itu.
Dia mengaku, program pendampingan yang difokuskan pada peningkatan ekonomi desa melalui potensi lokal ini sudah melakukan identifikasi dan verifikasi potensi pada masing-masing desa.
Kendati demikian, kata dia, potensi yang ada nantinya didiskusikan dengan masyarakat setempat untuk potensi apa saja yang bisa diunggulkan dengan mempertimbangkan sisi kelayakan dan permintaan pasar.
“Yang jelasnya kita sudah melakukan identifikasi dan verifikasi, tinggal kita lihat dan diskusikan dengan masyarakat, potensi mana yang bisa diunggulkan. Dianalisa dulu, layak dan laku dipasar atau tidak. Karena Tekad diturunkan untuk merubah mindset masyarakat. Agak berat memang, tapi pelan-pelan kita upayakan, karena program ini sampai 2025,” paparnya.
Untuk menunjang keberlanjutan produk UMKM ini, dia dan rekan-rekan pendamping program Tekad dalam kesempatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) ikut mengarahkan pemerintah desa untuk pemanfaatan Dana Desa (DD) sebesar-besarnya untuk pemberdayaan ekonomi desa.
Sebagai partisipasi langsung tambah dia, lewat program Tekad ini para pendamping akan menginventarisir usaha-usaha kelompok ekonomi yang ada untuk dikembangkan, diberikan kapasitas dan dicarikan modal dan pasar bagi mereka.