2. Mengetahui arti teman sesungguhnya
Melalui karakter Aqsa (Bryan Domani) dan Sofi, Hadrah Daeng Ratu selaku sutradara mencoba menyampaikan pesan yang mendalam tentang arti teman hidup yang sesungguhnya. Dalam film ini, para penonton akan melihat bagaimana hubungan antara persahabatan yang tidak hanya tentang kebahagiaan saja, tetapi lebih kepada penerimaan tanpa syarat terhadap kekurangan dan kelebihan satu sama lain.
Aqsa dan Sofi digambarkan sebagai sahabat yang saling mendukung dalam situasi apa pun. Mereka menjadi dua orang yang dapat menerima satu sama lain apa adanya, tanpa topeng atau basa-basi.
3. Jangan menghakimi pilihan orang lain
Pantaskah Aku Berhijab mengajarkan para penonton soal jangan cepat menghakimi orang lain berdasarkan keputusan atau penampilan mereka. Hal ini berdasarkan kisah Sofi yang menghadapi banyak penilaian dari orang-orang di sekitarnya, padahal mereka mungkin tidak tahu apa yang sebenarnya sedang ia jalani. Daripada langsung menilai, lebih baik mencoba untuk berempati dan mendengarkan.
4. Tekanan sosial bisa menjadi beban berat
Film ini secara gamblang menunjukkan bagaimana tekanan sosial sering kali menjadi salah satu faktor yang menghambat seseorang dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan hatinya.
Dalam konteks berhijab, tekanan untuk mengikuti standar tertentu dari masyarakat atau keluarga bisa menjadi sangat membebani. Banyak yang akhirnya memilih untuk tampil sesuai ekspektasi orang lain, bukan karena dorongan dari dalam diri.