Bolehkah Menceritakan Nikmat kepada Orang Lain?

oleh -26 views

Bolehkah menceritakan nikmat kepada orang lain? Betulkan hal itu adalah bentuk syukur atau pamer? Bagaimana Islam memandangnya?

Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur dan mengagungkan nikmat yang telah dikaruniakan-Nya. Di antara bentuk syukur dan pengagungan nikmat adalah dengan banyak menyebut-nyebutnya.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Artinya: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya.” (QS. Adh-Dhuha Ayat 11)

Para ulama tafsir ketika menjelaskan makna ayat di atas memiliki penjelasan beragam. Tapi memiliki inti yang sama yakni menyebut, menceritakan dan menyiarkan nikmat yang telah dianugerahkan kepadanya. Berikut penjelasan para Mafasirin:

Imam Qurthubi rahimahullah berkata:

انشر ‌ما ‌أنعم ‌الله ‌عليك ‌بالشكر ‌والثناء. والتحدث بنعم الله، والاعتراف بها شكر

Artinya: “Yaitu maksudnya menyebarkan nikmat yang telah diberikan oleh Allah atas dirimu dengan bersyukur dan memuji-mujinya. Dan menunjukkan (menampakkan) nikmat adalah termasuk bentuk syukur.” [Tafsir al-Qurthubi (20/102)]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

وكما ‌كنت ‌عائلا ‌فقيرا ‌فأغناك ‌الله، فحدث بنعمة الله عليك، كما جاء في الدعاء المأثور النبوي: “واجعلنا شاكرين لنعمتك مثنين بها، قابليها، وأتمها علينا

No More Posts Available.

No more pages to load.