Hijrah Jiwa dan Gerakan Raga di Tanah Manise

oleh -77 views

Bicara soal hijrah, maka tak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang dan melelahkan Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Perjalanan yang penuh rintangan dan tantangan itu membutuhkan persiapan yang matang. Dengan penuh kehati-hatian, mereka membagi tugas dengan rapi. Ada yang menjadi penunjuk jalan, ada yang membawa perbekalan, dan ada yang menjadi penghapus jejak. Dalam perjalanan itu, mereka bersatu padu, saling bahu-membahu, untuk mencapai tujuan yang sama.

Hijrah dan Kontekstual Kekinian.

“Di suatu hari, Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Ia telah mencapai kemajuan dan telah berkembang sebagai pribadi. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Ia telah stagnan dan tidak mengalami perubahan. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang celaka. Ia telah mundur dan telah kehilangan kesempatan untuk berkembang.”

Baca Juga  Kapolres Erlichson Imbau Elemen Masyarakat Halbar Terlibat Sukseskan Pilkada 2024

Islam menghendaki agar pemeluknya senantiasa meningkatkan kualitas hidup mereka, dari segi finansial, intelektual, moral, hingga spiritual. Dalam konteks kekinian, hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tetapi juga berpindah paradigma dan cara pandang. Hijrah adalah etos dan semangat yang harus terus dijaga dalam kehidupan.

No More Posts Available.

No more pages to load.