Porostimur.com, Langgur – Sudah delapan bulan lamanya Jembatan Rumadian-Dian di Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dibiarkan rusak tanpa perbaikan. Padahal, jembatan ini menjadi akses vital yang menghubungkan antar kampung dan kecamatan, sekaligus jalur utama menuju sejumlah destinasi wisata populer di wilayah itu.
Akses Terputus, Warga Mengandalkan Perahu
Pantauan Porostimur.com di lapangan menunjukkan kondisi memprihatinkan. Separuh bentangan jembatan dari arah Rumadian masih terendam air laut sejak lima bulan terakhir, sementara baja-baja bekas bongkaran dibiarkan menumpuk di tepi jalan tanpa penanganan.
Tidak tampak aktivitas perbaikan di lokasi. Untuk menyeberang, warga kini bergantung pada perahu kecil yang dioperasikan masyarakat sekitar—kebanyakan perempuan dan pria paruh baya.
Sementara itu, anak-anak dan pemuda nekat melewati rangka jembatan yang sudah berkarat dan lapuk, berpegangan pada sisa besi jembatan Bailey peninggalan lama.
Warisan Infrastruktur yang Terlupakan
Jembatan Rumadian-Dian sejatinya merupakan rangka baja bekas Jembatan Watdek yang dibangun Kementerian PUPR pada tahun 1993.
Namun sejak ambrol pada 11 Maret 2025, jembatan itu belum juga diperbaiki. Dalam peristiwa itu, satu unit mobil angkutan dilaporkan terperosok, meski beruntung tidak menimbulkan korban jiwa.