Aku tak menyerah dan terus memanjat, sampai dadaku terkelupas, sampai tangan dan kakiku lebam, seperti dada ayah, seperti tangan dan kaki ayah yang berhari-hari panjat kelapa.
Aku belum juga menyerah dan terus memanjat, meski berkali-kali tergelincir bahkan terjatuh dan pecah seperti ombak.
Aku baru ingat ketika beberapa bagian tubuhku tak bisa kembali, bahwa kau memang batu dan aku benar buta, karena telah memilih kau sebagai jalanku.
2021.
=========
LELAKI YANG DUDUK DI KAKI GUNUNG SAMBIL MENGUPAS-NGUPAS INGATANNYA
Setelah perpisahan itu kau tak tahu apa yang kau tinggalkan untuk negeri yang telah menerimamu dengan sungguh
selain jejak, senar, mata kail, dan beberapa pohon di kebun yang sebelum pergi kau tebang.
Di kota tua, kau duduk sendiri sambil mengupas-ngupas ingatanmu
di kupasan pertama, kau melihat seorang perempuan duduk di teluk tapi matanya tak pernah lepas dari tanjung
di kupasan kedua, kau melihat seorang lelaki pergi dari teluk dan kembali dengan sedih
di kupasan ketiga, kau melihat seorang perempuan memegang ayunan sambil menggergaji kantuknya
di kupasan keempat, kau melihat seorang lelaki tertidur di atas laut dan terbangun dengan sepi
di kupasan kelima, kau melihat orang-orang membangun rumah untuk dihuni manusia tapi kau tak melihat kemanusiaan di buku bulanannya