Porostimur.com, Gaza – Minggu malam menjadi malam Natal berdarah di Gaza setelah sekitar 70 warga Palestina tewas dibombardir Israel di kamp pengungsi al-Maghazi.
Serangan mengerikan semalam dimulai dengan penargetan empat bangunan di kamp al-Maghazi, diikuti dengan pengeboman intensif terhadap jalan-jalan yang membagi tiga wilayah antara kamp pengungsi Bureij, Nuseirat, dan Deir al-Balah.
Pengeboman itu diikuti dengan seruan yang dibuat oleh militer Israel kepada masyarakat Bureij untuk mengevakuasi kamp tersebut, namun justru menjadi sasaran bom Israel ketika mereka berusaha menuju tempat penampungan sementara, yang sebagian besar merupakan sekolah yang dikelola PBB.
“Apa yang terjadi di kamp al-Maghazi adalah genosida di blok pemukiman padat penduduk,” Ashraf al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, kepada Al-Jazeera, Senin (25/12/2023).
Al-Qidra juga mengatakan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat karena masih banyak keluarga yang terjebak di bawah reruntuhan.
Tentara Israel mengatakan pihaknya sedang meninjau laporan insiden Maghazi dan berkomitmen untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil. Hamas membantah tuduhan Israel bahwa mereka beroperasi di daerah padat penduduk atau menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.