Tradisi Suriah menyebut nama-nama mereka Larvandad, Hormisdas dan Gusnasaf, sementara tradisi Armenia hanya menyebutkan dua nama, yaitu Kagba dan Badadilma. Dalam tradisi Eropa, mereka sering disebut Baltasar, Melkior dan Kaspar lalu mereka digambarkan sebagai orang Asia, Afrika dan Eropa.
Origenes seorang bapa gereja yang meninggal pada tahun 245 M adalah orang pertama yang menggunakan nama-nama ini, sehingga pada abad ke-6, ketiga orang Majusi ini muncul sebagai cerita yang populer di kalangan gereja.
Bukan sesuatu yang aneh dari perilaku persembahan rempah ala tiga orang Majusi itu. Sebab persembahan rempah-rempah mewakili sebuah tradisi yang sangat kuna. Dianut secara turun-temurun dan menjadi bagian penting di dalam kehidupan manusia. Ia bahkan mewakili tradisi para Nabi.
Kemenyan, minyak resin mur (myrh, getah pohon damar dan gaharu) adalah parfum para Nabi; Sulaiman, Yusuf, Musa, Isa dan Muhammad. Di era Sulaiman (Raja Salomo) Ratu Sheba datang ke Yerusalem mempersembahkan rempah-rempah dalam jumlah yang sangat banyak.
Kitab Kejadian mengisahkan Nabi Yusuf yang dijual di pasar budak kepada pedagang keturunan Nabi Ismail, dalam perjalanan pulang menuju Mesir dari Gilead dengan unta-unta yang membawa rempah, balsam dan kemungkinan besar rempah-rempah yang sejenis yang di belakang hari persembahan oleh Ratu Sheba kepada Nabi Sulaiman.