Mengendarai unta dan kapal, para pedagang dan pelaut Arab berlayar ke timur, hingga bahkan ke Cina dan Maluku. Pada abad ke-8, para pedagang Arab telah memiliki kantong bisnis sendiri di Kanton. Jauh sebelum kehadiran Nabi Muhammad, pada awal tahun 414, peziarah Cina, Fa-hsien melaporkan kehadiran para pedagang berbahasa Arab di Ceylon (Srilanka).
Selanjutnya setelah kehadiran Nabi Muhammad dari keluarga pedagang, Islam menjadi agama yang cepat berkembang karena misi dagang jalur rempah. Bisa jadi, pengetahuan tradisional Nabi Muhammad tentang kearifan Cina telah diperolehnya sebelum ia menjadi Nabi dan semakin faktual setelah seorang sahabat yang juga paman dari pihak ibu, Saad bin Abi Waqash menceritakan ihwal Cina setelah kembali ke Mekah dari muhibah pertamanya ke negeri tirai bambu itu, sehingga Nabi memfatwakan : “Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina”.
Sebagai anggota kafilah dagang, Nabi Muhammad pasti mengenal dengan benar jalur perdagangan ini. Istri pertamanya, Siti Khadijah adalah janda pedagang rempah kaya dan kiranya menjadi pemasok bagi ritual asap altar dan berhala yang akan segera dipunahkan oleh suaminya itu. Dimana ada rempah, disitu ada orang Islam, sehingga jalur rempah pun identik dengan jalur syiar Islam. Suplai rempah-rempah ke Eropa praktis dibawah kendali Islam, dengan perkecualian beberapa pedagang Yahudi.