Musim Peneduh Timur

oleh -170 views
Winter Landscape Corneliu Dragan-Targoviste. Sumber X-jmolinabaudou

Tak lama berselang, Rahman si ketua kelompok BTI kampung tiba dengan permunculan yang mengenaskan. Tubuhnya kurus kering bak batang singkong lapuk yang mulai membusuk, bola matanya besar hampir keluar lompat dari sarangnya, yang justru tak seimbang dengan kantung mata yang hitam dan dalam itu. Rahang-rahang pipinya tampak jelas menonjol keluar, ditinggal isi daging yang luruh disita keringat kerja keras setiap harinya. Rambutnya yang mulai beruban, dicukur asal, plontos dengan permukaan tak sama rata. Tak menarik sama sekali. Halima menginderai tubuh bapaknya lamat-lamat dari atas sampai bawah, kaki-kaki itu, mulai kurus dengan derap langkah yang tak teguh. Halima membuang muka, buru-buru mengusap air matanya, bertanya;

Baca Juga  KNPI Maluku Desak Inspektorat Malteng Audit Bumdes Ihamahu

“Bapak bagaimana? Baik-baik saja kah?”

Rahman, lelaki malang itu tak menjawab, dilihatinya putri sulungnya itu dengan mata sembab berkaca-kaca.

“Ibu sekarang sedang mengandung, Bapak. Kata ibu, semoga bayi itu laki-laki. Aku dan Kasim sekarang tidak bersekolah lagi, kami dikeluarkan. Kata bapak kepala sekolah, kami berdua sekarang belajar di rumah saja, tidak perlu datang ke sekolah. Saya bertanya apa alasannya tapi dia tidak menjawab apa-apa. Lalu orang-orang bilang bapak kami PKI, itu sebabnya kami dipecat. Oh iya, atap rumah kami sekarang sudah banyak bolongnya, Bapak. Diterpa angin besar suatu malam membuat bumbungan daun sagu itu koyak lantas terbang entah. Untung besok paginya Tete Haji Bakar datang dan segera menggantinya dengan seng bekas pos kamling. Lalu dusun pala kita, bapak, tak ada lagi yang mengurusnya. Kebanyakan raib ketika saya, Kasim dan ibu hendak memanennya. Dua ekor kambing jantan itu telah ibu jual untuk beli beras dan makan kami sehari-hari. Ini ibu menitipkan beberapa lembar sarung untuk salat, satu kemeja tebal lengan panjang dan beberapa potong kaos untuk dipakai sehari-hari. Ibu juga membuatkan untuk bapak, halua kenari, sinole, dan beberapa potong ikan kuah kuning,” Halima lantas menyodorkan barang-barang itu.

No More Posts Available.

No more pages to load.