Pameran Arsip Indonesiana Tempo Doeloe, Mengembalikan Memory Sejarah Kampung

oleh -170 views

Porostimur.com, Tidore – Kolaborasi pemuda Indonesiana bersama mahasiswa Kubermas Universitas Khairun tahap I tahun 2023 menampilkan pameran arsip Indonesiana Tempo Dulu.

Pameran arsip Indonesiana tersebut, merupakan salah satu memory untuk mengembalikan sejarah kampung tentang foto-foto Indonesiana maupun Ibu Kota Irian Barat di masa Sultan Zainal Abidin Sjah.

Kepada porostimur.com, Asisten Sekda Bidang Pemerintah Dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Tidore Kepulauan Sofyan Saraha menyampaikan, ia memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada mahasiswa Kubermas tahap I Unkhiar dan pemuda Kelurahan Indonesiana karena telah menggagas kegiatan pamaren arsip tempo doeloe.

“Kalau dlihat, kegiatan ini di kelurahan lain belum bergerak dan baru pertama kali di gelarkan pameran arsip di Indonesiana. Ini menunjukan adik-adik mahasiswa selama berada di Indonesiana langsung bersinergi dengan pemuda dan Pemerintah Indonesiana sehingga kegiatan ini bisa berjalan, dan tidak gampung pameran tersebut, “ucap Sofyan dalam sambutannya, Senin (28/8/2023) malam.

Kegiatan pameran arsip Kelurahan Indonesiana, banyak yang melihat sepintas saja, namun yang datang malam ini, melihat dokumen-dokumen tentang Indonesiana secara langsung dengan menampilkan foto-foto tempo doloe.

Sebabnya, hal tersebut tidak segampang, karena nama Indonesia dalam penyebutan Anis Baswedan, Indonesiana itu, berarti semuanya ada disini. Artinya, toleransi yang paling tinggi berada di Kelurahan Indonesiana.

Bicara tentang Indonesiana, Sofyan bilang, tentu kita akan bicara Tidore masa lampau, sebab Irian Barat adalah Ibu Kota di Tidore. Seperti eks kantor Guberburu di SMA Negeri 1 Tidore, Polda (sekarang Polsek Kecamatan Tidore), rumah perwira yang tempati Polresta Tidore, semuanya bagian dari peninggalan Irian Barat.

Menurutnya, dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah daerah tahun 2021-2026, ada perencanaan pembangunan kawasan sejarah Irian Barat.

Baca Juga  Gubernur Lewerissa Lepas Keberangkatan 1.076 JCH Asal Provinsi Maluku

“Jadi, setelah kegiatan ini, harus buat rekomendasi dari kegiatan Kubermas ke Pemerintah daerah, serta didukung dengan berbagai dokumen tersebut, lalu apa yang dibuat ke depan. Kemudian ada sinergitas antara Pemerintah daerah dengan masyarakat, terutama pemuda di Indonesiana,” paparnya.

Pada saat berbincang dengan Kapolresta Tidore Kepulauan, kata dia, bahwa akan siap menyiapkan perumahan Perwira Polresta. Karena dalam satu kesempatan, kami berkomunikasi dengan Balai Cagar Budaya Provinsi Maluku Utara, mereka membangun seperti yang Benteng Oranje, Kota Ternate.

Sementara dari Pemerintah daerah hanya menyiapkan lahannya untuk membangun bangunan rumah dinas Polresta dengan biaya dari Pemerintah pusat. Namun, ketika ditelusuri tanah tersebut masih milik Menhankam.

“Tapi dari Perkim sudah mengambil agar dipugar kembali supaya menjadi jejak objek wisata. Dan rencana kawasan wisata itu, mulai dari eks kediaman Gubernur Irian Barat, Polda, Kantor Gubernur Irian Barat, hingga kawasan Kelurahan Indonesiana yang dibuat seperti tempo doloe,” jelasnya.

Terpisah, Kapolresta Tidore Kepulauan, Kombes (Pol) Yury Nurhidayat menambahkan, jika menyinggung tentang sejarah, ia semenjak duduk di bangku SMP selalu mendapatkan nilai 9-10 dari mata pelajaran sejarah.

“Rumah saya di Surabaya saat itu, dekat dengan museum, jadi sejarah di Surabaya saya tahu,” cerita Yury.

Ia mengatakan, kepada mahasiswa Kubersmas dari Tidore harus tahu, kenapa harus disini namanya Tidore, bukan menyebut Ternate.

Sejak berada di Provinsi Maluku Utara, ia ditunjukan keberadaan lokasi eks kantor Polda Irian Barat, akan tetapi saat itu, tidak percaya. Tetapi setelah berkunjung ke kadato Kesultanan Tidore, ternyata diketahui bahwa Papua adalah bagian dari Kesultanan Tidore, di mana nama Papua berarti, Papa Ua atau tanah jauh.

Baca Juga  Kisah Uwais Al Qarni yang Gendong Ibunya Naik Haji dari Yaman

Ketika ditunjuk sebagai Kapolresta Tidore, dan perumahan Perwira di Tidore adalah peninggalan sejarah Irian Barat.

“Saya ada perintah kemarin, ada hibah Pemerintah pusat untuk membangun rumah susun, sebab perumahan tersebut hanya jin dan hantu tinggal disitu. Kesimpulannya, kita tidak boleh mengatakan, bangunan itu tidak bisa dirubah karena peninggalan budaya,” tegasnya.

Dengan begitu, ia sampaikan ke Wali Kota Tidore Kepulauan, Wakil Wali Kota Tidore, maupun Sekretaris daerah dengan nada bertanya,” jika Pemerintah Kota Tidore memberanikan diri bicara perumahan itu bagian dari peninggalan budaya, harus dirawat.

“Tak hanya itu, Polsek Tidore yang sementara dalam kegiatan pelayanan terpadu penting juga dirawat. Tetapi sangat miris ketika rumah-rumah Perwira yang dipakai Polresta tidak terawat,” singgung Yury.

Yury mengungkapkan, ia ingin merawat perumahan tersebut dengan ketidakadaan dana. Tetapi untuk di Polisi, kalau merawat hanya ada kantor, tetapi rumah dinas tidak ada.

“Sempat mengusulkan, namun ditolak karena tidak mata anggaran untuk rumah dinas,” bebernya.

Dari segala keterbatasan saat ini, warga Polresta Tidore hanya bisa merawat satu rumah, karena rumah lain kami tidak mampu. Maka dari itu, semua pihak dapat campur, terutama Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, bia kemauan menjadikan Kota Tidore Kepulauan sebagai Warisan dunia.

Tokoh masyarakat Kelurahan Indonesiana, Rustam Marsaoly menuturkan, ia memberi apresiasi kepada pemuda Indonesiana yang didukung oleh mahasiswa Kubermas Unkhiar untuk membuat kegiatan pameran Indonesiana tempo doloe.

“Saya berkiprah di Kelurahan Indonesiana dalam dunia olahraga sekitar tahun 1980-an. Di tahun tersebut, kegiatan-kegiatan pemuda sangatlah minim. Terkait dengan asal usul Kelurahan Indonesiana, saya belum pelajari sampai setingkat itu,” ungkapnya.

Baca Juga  Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Pulau Wetar Maluku Barat Daya

Pria kelahiran 1971 ini, bercerita bahwa Indonesiana saat itu, antara kami dengan orang-orang non muslim mempunyai kebersamaan dengan sangat terjalin, sebab mereka di Indonesiana sejak 60-an. Namun, dalam konflik 1999 membuat mereka harus berpisah dan tak kembali lagi.

Konflik tersebut, Ko Utam sapaan akrabnya menyampaikan, itu di seting untuk kepentingan orang-orang besar. Karena sebelumnya, hubungan kekerabatan dan kekeluargaan kami dengan mereka sangat erat.

“Ketika dalam suasana konflik itu, mereka harus lari ke Tobelo, Haltim, Jailolo, dan saya sempat ketemu dengan mereka ketika itu,” singkatnya.

Penggagas pameran arsip Indonesiana, Teguh Tidore menjelaskan, kegiatan ini bagian dari kolaborasi kami dengan mahasiswa Kubermas Unkhiar tahap I 2023 Kelurahan Indonesiana dengan menampilkan foto Indonesiana tempo doloe, Gubernur Irian Barat, maupun foto-foto eks bangunan di Indonesiana.

Sesungguhnya, pameran ini bertujuan mengembalikan memory kolektif Indonesiana di fase kejayaan Irian Barat. Ini juga, diharapakan kepada pemuda agar tidak melupakan sejarah kampungnya.

“Kalau foto-foto Indonesiana, dari pemuda yang melakukan wawancara dan mencari foto arsip di setiap rumah warga dan dipakai sebagai arsip yang ditampilkan di pameran Indonesiana tempo doloe,” terang Teguh.

Sebagai harapan pemuda Indonesiana, upaya ini adalah satu keberhasilan dan bisa dikatakan baru pertama kali melaksanakan pameran arsip tentang sejarah-sejarah kampung Indonesiana. (Mansyur Armain)

Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.